Citra perempuan adalah penggambaran atau cerminan sosok perempuan yang merupakan manusia sangat menarik, cemerlang, dan bercahaya. Citra perempuan sangat berkaitan dengan karya sastra, secara gamblang banyak karya sastra yang menuliskan cerita tentang citra perempuan. Dari puisi ini, ada dua kategori citra perempuan yang digambarkan yaitu citra perempuan dari aspek fisis dan psikis.
Citra Perempuan dari Aspek Fisis
Maksudnya yaitu aspek-aspek yang menerangkan bahwa seorang perempuan itu memiliki ciri khusus yang bisa dinilai atau dilihat dari pandangan visual yaitu perempuan memiliki keindahan tersendiri yang bisa menarik lawan jenisnya. Citra perempuan yang paling menonjol adalah kekerasan terhadap fisis. Ada beberapa bait yang menerangkan citra perempuan dari aspek fisis pada puisi Nizar Qabbani yaitu:
اشهد ان لا امراة
اتقنت اللعبة الا انت
Aku bersaksi tiada perempuan
Yang begitu piawai dalam permainan, selain dirimu
اشهد ان لا امراة
اختصرت بكلمتين قصة الانوثة
وخرضت رجولتي علي
الا انت
Aku bersaksi bahwa tiada perempuan
Yang merangkum kisah kewanitaan dalam dua kata
Yang membangkitkan kejantananku
Selain engkau
Dua bait puisi ini menjelaskan bahwa perempuan menjadi korban seksual dari laki-laki. Serta citra tentang keberadaan perempuan hanya menjadi pemenuh hasrat semata. Penilaian ini didasari atas pandangan visual dan tidak dapat dipungkiri bahwa perempuan ini memiliki kecantikan yang menawan.
اشهد ان لا امراة
توقف الزمان عند نهدها الايمن
الا انت
وقامت الثورات من سفوح نهدها الايسر
الا انت
Aku bersaksi tiada perempuan
Yang pada buah dada kanannya zaman terhenti
Selain engkau
Yang pada buah dada kirinya revolusi pecah
Selain engkau
Pada bait ini penulis menggambarkan bahwa tokoh perempuan adalah salah satu yang membuat zaman terhenti dan revolusi pecah. Hal ini didasari pada stigma masyarakat bahwa perempuan adalah sosok yang mampu menyatukan dua kubu bahkan bisa juga menjadi faktor kehancuran dari kubu-kubu yang lain.
اشهد ان لا امراة
جاءت تماما مثلما انتظرت
وجاء طول شعرها اطول مما شئت او حملت
وجاء شكل نهدها
مطابقا لكل ماخططت او رسمت
Aku bersaksi tiada perempuan
Yang datang persis sebagaimana aku tunggu
Yang rambutnya lebih panjang dari yang aku mau
Sedangkan bentuk buah dadanya
persis seperti yang aku rancang dan aku gambar
اشهد ان لا امراة غيرك ياحبيبتي
على ذراعيها تربى اول الذكور
واخر الذكور
Aku bersaksi tiada perempuan, selain engkau, kasih
Pada kedua lengannya tumbuh awal mula kejantanan
Dan akhir kejantanan
Pada dua bait puisi ini menunjukkan bahwa citra perempuan dari aspek fisis diperoleh dari gambaran tentang keberadaan perempuan sebagai sasaran kaum laki-laki dengan berbuat sewenang-wenang terhadap perempuan.
Citra Perempuan dari Aspek Psikis
Citra perempuan dari aspek psikis berupa bahagia, risau, emosional, dan lemah lembut yang terdapat pada puisi Nizar Qabbani ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa lampiran bait puisi berikut:
اشهد ان لا امراة
قد اخذت من اهتمامي
نصف ما اخذت
واستعمرتني مثلما فعلت
وحررتني مثلما فعلت
Aku bersaksi tiada perempuan
yang mampu menyita perhatianku
separuh dari apa yang telah kau rampas
yang mampu menjajah hidupku seperti yang kau lakukan
dan membebaskanku seperti yang kau lakukan
Pada bait ini penulis menggambarkan bahwa tokoh perempuan dalam puisinya sebagai penjajah atas hidupnya, di mana seperti yang kita ketahui bahwa seorang penjajah identik dengan perampasan, pembatasan dan lain sebagainya. Di sini, tokoh perempuan diibaratkan sebagai penjajah dengan segala aturan-aturannya pada lelaki yang dimaksud.
واصطبرت على جنوني مثلما صبرت
وقلمت اظافري
ورتبت دفاتري
Yang sabar akan kegilaanku seperti sabarnya engkau
Yang memotong kuku-kukuku
Yang merapikan buku-bukuku
Pada bait selanjutnya, penulis menggambarkan perempuan bahwa ia hanyalah sosok yang lemah akan kesabarannya, yang hanya bisa melayani kegilaan laki-laki dengan segala kemampuannya, mengerjakan apa yang seharusnya bisa dilakukan oleh laki-laki itu sendiri.
يا امراة
اترك تحت شعرها اسئلتي
ولم تجب يوما على سؤال
يا امراة هي اللغات كلها
لكنها
تلمس بالذهن ولا تقال
Wahai perempuan
Yang kubiarkan pertanyaanku menggantung di balik rambutnya
Sedang satu pun pertanyaanku tak ia jawab
Wahai perempuan, segala bahasa
Tetapi berkecamuk dalam pikiran dan tak terucapkan
Sedangkan pada bait terakhir ini, penulis memaparkan bahwa tokoh perempuan mengalami kerisauan dan tak berdaya untuk melawan, sehingga menjadi sasaran empuk kaum laki-laki untuk bertindak sewenang-wenang terhadap perempuan.
Metafora Seksualitas dalam Puisi “Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau”
Isu seksualitas dalam puisi Nizar Qabbani yang berjudul Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau yang digambarkan melalui rangkaian kalimat yang bersifat konotatif—yang disampaikan melalui metafora, sinekdoke—pars pro toto. Di sini, akan dipaparkan beberapa bait yang termasuk ke dalam konotatif-konotatif yang penulis tulis dalam puisinya.
اشهد ان لا امراة
جاءت تماما مثلما انتظرت
وجاء طول شعرها اطول مما شئت او حملت
وجاء شكل نهدها
مطابقا لكل ماخططت او رسمت
Aku bersaksi tiada perempuan
Yang datang persis sebagaimana aku tunggu
Yang rambutnya lebih panjang dari yang aku mau
Sedangkan bentuk buah dadanya
persis seperti yang aku rancang dan aku gambar
Penggunaan metafora dalam kalimat tersebut, menyamakan tokoh perempuan sebagai objek lukisan yang di mana ia tidak memiliki hak atas apapun terhadap lukisannya, karena seperti kita ketahui bahwa lukisan adalah hasil karya si pelukis itu sendiri yang dituangkan pada kanvas untuk memenuhi imajinasinya. Maka dari itu, di sini sangatlah jelas bahwa tokoh perempuan sungguh dirugikan terhadap penggambaran bentuk buah dadanya. Ini merupakan penggambaran fenomena seks secara tidak langsung, namun tetap saja Nizar Qabbani terkesan terlalu berani dalam pengungkapan bagian yang sungguh sensitif pada perempuan dalam karyanya. Hal ini termasuk pada fenomena seks secara denotatif sehingga lebih tampak kekasarannya.
اشهد ان لا امراة
اتقنت اللعبة الا انت
Aku bersaksi tiada perempuan
Yang begitu piawai dalam permainan, selain engkau
Pada bait ini, penulis menggunakan majas sinekdoke—pars pro toto. Di mana majas ini digunakan untuk menyatakan keseluruhan bagian dari suatu objek tetapi hanya menyebut sebagian dari objek tersebut. Jika kita telaah lebih lanjut, kali ini Nizar Qabbani lebih halus dalam penulisan puisinya, namun tetap saja si tokoh perempuan ini digambarkan sebagai figur yang lemah. Di mana ia hanya sosok yang menjadi pemuas laki-laki.
Telaahan tersebut menunjukkan bahwa fenomena seks dalam puisi Nizar Qabbani merupakan bagian yang tak terpisahkan dari unsur-unsur strukturalnya. Dalam hal ini problematika seksualitas merupakan masalah yang dihadapi, dialami, dan dirasakan oleh tokoh perempuan dalam puisi tersebut. Jika dilihat dari perspektif kritik sastra feminis, khususnya feminis psikoanalitik gambaran tokoh perempuan yang menghadapi permasalahan seksualitas ini dapat dianggap sebagai cermin pandangan penulisnya dalam memandang seksualitas. Hal yang perlu digaris bawahi dalam memandang seksualitas, sebagai perempuan diharapkan juga dapat menikmati posisi sebagai subjek—di mana sejajar dengan posisi laki-laki.